"Kecemasan dan stres akan menghambat kelenjar pituitari di bawah otak mengeluarkan hormon yang diharapkan untuk timbulnya libido," kata Dr Arun Ghosh, seksolog dari Spire Liverpool Hospital, Inggris.
Selain itu, respons melawan atau menghindar ketika badan menghadapi stres juga akan mematikan fungsi-fungsi non-esensial dalam tubuh, termasuk fungsi seksual.
Faktor lain yang berperan dalam terjadinya impotensi ialah pikiran negatif perihal pasangan seksual atau pernyataan pasangan, ibarat kekesalan, kebencian, atau kurangnya perhatian.
"Bila korelasi Anda dengan istri tidak harmonis, impotensi mungkin arahan dini yang diberikan badan untuk menyampaikan bawa di antara Anda ada masalah," kata Herb Goldberg, psikolog klinis dan penulis buku The Inner Male.
Itu sebabnya, mengelola stres sanggup menghindarkan Anda dari kegagalan ereksi. Seimbangkan gaya hidup Anda dengan kegiatan-kegiatan rileksasi. Olahraga juga sangat efektif untuk meringankan stres. Selama berolahraga, badan akan melepaskan endorfin yang berfungsi menenangkan pikiran.
Yang terpenting ialah jangan menganggap impotensi sesaat yang dialami itu merupakan problem permanen dan menimbulkan kecemasan akan terjadi lagi. Hal yang terbaik untuk dilakukan kalau seorang laki-laki mengalami episode impotensi ialah menganggapnya sebagai sesuatu yang sanggup terjadi sekali-sekali pada semua laki-laki dan tetap berharap sanggup berhasil di lain waktu.
Sumber http://kesehatan.blogspot.co.id/