A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja
· Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
· Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
· Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural .
B. Anatomi Organ Reproduksi Remaja
1. Wanita
Organ reproduksi wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam.
a. Organ reproduksi bagian luar:
1) Vulva, yaitu daerah organ kelamin luar pada wanita yang meliputi labia majora, labia minora, mons pubis, bulbus vestibuli, vestibulum vaginae, glandula vestibularis major dan minor, serta orificium vaginae.
2) Labia majora, yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit dan memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis.
3) Mons pubis, yaitu bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis akan ditutupi oleh rambut ikal yang membentuk pola tertentu.
4) Payudara / kelenjar mamae yaitu organ yang berguna untuk menyusui.
b. Organ reproduksi bagian dalam:
1) Labia minora, yaitu merupakan labia sebelah dalam dari labia majora, dan berakhir dengan klitoris, ini identik dengan penis sewaktu masa perkembangan janin yang kemudian mengalami atrofi. Di bagian tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya air kemih saja.
2) Hymen, yaitu merupakan selaput tipis yang bervariasi elastisitasnya berlubang teratur di tengah, sebagai pemisah dunia luar dengan organ dalam. Hymen akan sobek dan hilang setelah wanita berhubungan seksual (coitus) atau setelah melahirkan.
3) Vagina, yaitu berupa tabung bulat memanjang terdiri dari otot-otot melingkar yang di kanankirinya terdapat kelenjar (Bartolini) menghasilkan cairan sebagai pelumas waktu melakukan aktifitas seksual.
4) Uterus (rahim), yaitu organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian bawahnya mengecil dan berakhir sebagai leher rahim/cerviks uteri. Uterus terdiri dari lapisan otot tebal sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin. Pada dinding sebelah dalam uterus selalu mengelupas setelah menstruasi.
5) Tuba uterina (fallopi), yaitu saluran di sebelah kiri dan kanan uterus, sebagai tempat melintasnya sel telur/ovum.
6) Ovarium, yaitu merupakan organ penghasil sel telur dan menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Organ ini berjumlah 2 buah.
Organ-organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat menstruasi pertama kali pada usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi. Pada saat itu, kelenjar hipofisa mulai berpengaruh kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan hormon esterogen dan progesteron.
Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada dinding sebelah dalam dan terjadilah menstruasi. Setiap bulan pada masa subur, terjadi ovulasi dengan dihasilkannya sel telur / ovum untuk dilepaskan menuju uterus lewat tuba uterina.
Produksi hormon ini hanya berlangsung hingga masa menopause, kemudian tidak berproduksi lagi. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini sehingga payudara akan membesar.
2. Pria
Alat kelamin pria juga dibedakan menjadi alat kelamin pria bagian luar dan alat kelamin pria bagian dalam.
a. Organ reproduksi bagian luar:
1) Penis, yaitu organ reproduksi berbentuk bulat panjang yang berubah ukurannya pada saat aktifitas seksual. Bagian dalam penis berisi pembuluh darah, otot dan serabut saraf. Pada bagian tengahnya terdapat saluran air kemih dan juga sebagai cairan sperma yang di sebut uretra.
2) Skrotum, yaitu organ yang tampak dari luar berbentuk bulat, terdapat 2 buah kiri dan kanan, berupa kulit yang mengkerut dan ditumbuhi rambut pubis.
b. Organ reproduksi bagian dalam:
1) Testis, yaitu merupakan isi skrotum, berjumlah 2 buah, terdiri dari saluran kecil-kecil membentuk anyaman, sebagai tempat pembentukan sel spermatozoa.
2) Vas deferens, yaitu merupakan saluran yang membawa sel spermatozoa, berjumlah 2 buah.
3) Kelenjar prostat, yaitu merupakan sebuah kelenjar yang menghasilkan cairan kental yang memberi makan sel-sel spermatozoa serta memproduksi enzim-enzim.
4) Kelenjar vesikula seminalis, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan untuk kehidupan sel spermatozoa, secara bersama-sama cairan tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen, yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi.
Organ-organ tersebut mulai berfungsi sebagai sistem reproduks i dimulai saat pubertas sekitar usia 11 -14 tahun. Aktifitas yang diatur oleh organ-organ tersebut antara lain:
1) Keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini berlangsung selama kehidupannya.
2) Organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah mendapat pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel interstisial Leydig dalam testis.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyakit menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan keluarganya.
1. Kebersihan Organ-Organ Genital
Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya.
Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus.
2. Akses Terhadap Pendidikan Kesehatan
Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari.
Agar remaja mendapatkan informasi yang tepat, kesehatan reproduksi remaja hendaknya diajarkan disekolah dan didalam lingkungan keluarga.
Pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja tersebut berguna untuk kesehatan remaja tersebut, khususnya untuk mencegah dilakukannya perilaku seks pranikah, penularan penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut rahim, kehamilan diluar nikah, gradasi moral bangsa, dan masa depan yang suram dari remaja tersebut.
3. Hubungan Seksual Pranikah
Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir dengan aborsi. Banyak survey yang telah dilakukan di negara berkembang menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan pada wanita berusia di bawah 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau salah waktu (mistimed).
Aborsi yang disengaja seringkali berisiko lebih besar pada remaja putri dibandingkan pada mereka yang lebih tua. Banyak studi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa kematian dan kesakitan sering terjadi akibat komplikasi aborsi yang tidak aman.
Selain itu aborsi juga dapat menyebabkan gangguan mental pada remaja yaitu adanya rasa bersalah, merasa kehilangan harga diri, gangguan kepribadian seperti berteriak-teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali, bahkan dapat menyebabkan perilaku percobaan bunuh diri.
4. Penyalahgunaan NAPZA
NAPZA adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Contoh obat-obat NAPZA tersebut yaitu: opioid, alkohol, ekstasi, ganja, morfin, heroin, kodein, dan lain-lain.
Penggunaan NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan NAPZA akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas.
Pengguna NAPZA jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya HIV/AIDS, sebab virus HIV dapat menular melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian.
5. Pengaruh Media Massa
Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja.
Dengan adanya artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan reproduksinya.
6. Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan preventif dan tindakan kuratif. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan.
Dengan akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan, remaja dapat melakukan konsultasi tentang kesehatannya khususnya kesehatan reproduksinya dan mengetahui informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi.
Remaja juga dapat melakukan tindakan pengobatan apabila remaja sudah terlanjur mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan organ reproduksinya seperti penyakit menular seksual.
7. Hubungan Harmonis Dengan Keluarga
Kedekatan dengan kedua orangtua merupakan hal yang berpengaruh dengan perilaku remaja. Remaja dapat berbagi dengan kedua orangtuanya tentang masalah keremajaan yang dialaminya.
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Remaja juga dapat memperoleh informasi yang benar dari kedua orangtua mereka tentang perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan.
Di dalam keluarga juga, remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan yang harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan informasi awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi seorang remaja.
Sumber :
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5452482880034725373#allposts/search?q=10-makananminuman-yang-bermanfaat-untuk#
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5452482880034725373#allposts/search?q=10-makananminuman-yang-bermanfaat-untuk
https://static.pexels.com/photos/53000/girl-beautiful-young-face-53000.jpeg
Advertisement