Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, dibutuhkan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia) merumuskan taktik promosi kesehatan terdiri 3 pilar, yaitu : Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment).
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi yaitu aktivitas untuk meyakinkan orang lain, biar orang lain terse but membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi yaitu pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di banyak sekali sektor, dan di banyak sekali tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung agenda kesehatan yang kita inginkan.
Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut sanggup berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada majemuk bentuk, baik secara formal inaupun informal.
Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar perihal issu atau anjuran agenda yang ingin dimintakan dukun an dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal contohnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan agenda yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau akomodasi lain.
Dari uraian ini sanggup disimpulkan bahwa sasaran advokasi yaitu para pejabat baik direktur maupun legislatif, di banyak sekali tingkat dan sektor, yang terkait dengan persoalan kesehatan (sasaran tertier)
a. Tujuan Advokasi
Tujuan umum advokasi yaitu untuk mendorong dan memperkuat suatu perubahan dalam kebijakan, agenda atau legislasi, dengan memperkuat basis dukungan sebanyak mungkin.
b. Fungsi Advokasi
Advokasi berfungsi untuk mempromosikan suatu perubahan dalam kebijakan agenda atau peraturan dan mendapatkan dukungan dari pihak-pihak lain.
c. Persyaratan Untuk Advokasi
1) Dipercaya (Credible), dimana agenda yang ditwarkan harus sanggup meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan , oleh lantaran itu harus didukung akurasi data dan masalah.
2) Layak (Feasible), agenda yang ditawarkan harus bisa dilaksanakan secara tekhnik prolitik maupun sosial.
3) Memenuhi Kebutuhan Masyarakat (Relevant)
4) Penting dan mendesak (Urgent), agenda yang ditawarkan harus mempunyai prioritas tinggi
d. Pendekatan Kunci Advokasi
1) Melibatkan para pemimpin/ pengambil keputusan
2) Menjalin kemitraan
3) Memobilisasi kelompok peduli.
2. Dukungan Sosial (Social Support)
Strategi dukungan sosial ini yaitu suatu aktivitas untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama aktivitas ini yaitu biar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana agenda kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.
Dengan aktivitas mencari dukungan sosial melalui toma intinya yaitu mensosialisasikan program-program kesehatan, biar masyarakat mau mendapatkan dan mau berpartisipasi terhadap agenda kesehatan tersebut. Oleh lantaran itu, taktik ini juga sanggup dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang aman terliadap kesehatan.
Bentuk aktivitas dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana yaitu para tokoh masyarakat di banyak sekali tingkat (sasaran sekunder).
Dalam membangun Kemitraan ada tiga (3) prinsip kunci yang perlu dipahami oleh masing-masing anggota kemitraan , yakni :
a. Equity (Persamaan)
Individu, organisasi atau Individu yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa “duduk sama rendah berdiri sama tinggi”.Oleh lantaran itu didaam vorum kemitraan asas demokrasi harus diutamakan, dihentikan satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain lantaran merasa lebih tinggi dan tidak ada dominasi terhadap yang lain.
b. Transparancy (Keterbukaan)
Keterbukaan maksudnya yaitu apa yang menjadi kekuatan atau kelebihan atau apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota harus diketahui oleh anggota lainnya.Demikian pula banyak sekali sumber daya yang dimiliki oleh anggota yang Satu harus diketahui oleh anggota yang lain. Bukan untuk menyombongkan yang satu tehadap yang lainnya, tetapi lebih untuk saling memahami satu dengan yang lain sehingga tidak ada rasa saling mencurigai.Dengan saling keterbukaan ini akan menjadikan rasa saling melengkapi dan saling membantu diantara anggota.
c. Mutual Benefit ( Saling menguntungkan )
Menguntungkan disini bukan selalu diartikan dengan materi ataupun uang, tetapi lebih kepada Non materi.Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari kebersamaan atau sinergitas dalam mencapai tujuan bersama.
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan yaitu taktik promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan yaitu mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).
Bentuk aktivitas pemberdayaan ini sanggup diwujudkan dengan banyak sekali kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income gener¬ating skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam peme¬liharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari uraian tersebut sanggup disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat yaitu masyarakat (sasaran primer).
a. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
1) Pemerdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung Pemberdayaan yaitu sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup berpengaruh untuk berpartisipasi dalam, menyebarkan pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya
2) Pemberdayaan menunjuk pada perjuangan pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial
3) Pemberdayaan yaitu suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan biar bisa menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya .
b. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
1) Konsep Masyarakat
Setiap perjuangan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a) Ciptakan kondisi biar potensi setempat sanggup dikembangkan dan dimanfaatkan. Potensi ini serigkali tidak sanggup dipakai untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatkarena adanya banyak sekali hambatan.
Diperlukan kemampuan mengenal hambatan-hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat membuat suatu kondisi biar potensi yang sudah ada sanggup dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.
b) Pertinggi mutu potensi yang ada. Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu biar sanggup diperoleh manfaat yang optimal. Ini sanggup dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat semenjak awal aktivitas sampai pelaksanaan dan ekspansi kegiatan, dengan mengadakan aktivitas pendidikan non formal.
c) Usahakan kelangsungan aktivitas yang sudah ada. Terjemahanya aktivitas sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan biar aktivitas tersebut tidak berhenti di sana saja tetapi diikuti dengan aktivitas lain sebagai hasil daya cipta masyarakat.
Untuk itu maka setiap aktivitas harus menjadikan kepuasan biar timbul gairah dan daya cipta; harus dipilih kegiatan-kegiatan yang mempunyai kelanjutan; serta diadakan latihan untuk pembentukan kader dan diikuti dengan perjuangan meningkatkan keterampilannya.
d) Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tujuan simpulan daripada perjuangan meningkatkan dinamika masyarakat yaitu biar sebagai hasil proses pengembangan sanggup ditingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
2) Persiapan Sosial
Tujuan dari persiapan sosial ini yaitu biar masyarakat ikut berpatisipasi secara aktif semenjak awal aktivitas sampai fase pelaksanaan dan pembinaan program.
Dalam persiapan sosial ini, ada tiga tahap yang harus dilalui, yaitu:1). Tahap pengenalan masyarakat, 2). tahap pengenalan masalah, dan 3). Tahap penyadaran masyarakat.
Dalam pelaksanaan ketiga tahapan tersebut, bukanlah merupakan tahap-tahap yang secara tegas terpisah satu sama lain, tetapi merupakan tahap yang saling tumpang tindih (over lapping).
3) Partisipasi dan Peranan Organisasi Lokal
Setiap organisasi lokal mempunyai massa, mempunyai pimpinan dan program. Setelah sanggup menunjukkan motivasi kepada pimpinan, serta mempunyai agenda yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, maka dapatlah dilakukan penggerakan massa menurut agenda tersebut.
Pemberian tanggung jawab penuh pada organisasi lokal sangat penting dalam rangka partisipasi masyarakat dalam suatu agenda berupa pemberian akomodasi fisik menyerupai pemanfaatan ruang untuk pertemuan, alat-alat transportasi, pemondokan, dan sebagainya. Serta pemberian akomodasi non fisik menyerupai prosedur kontrol, dukungan moral, dukungan tenaga dan pikiran, dan sebagainya.
Sumber :
Advertisement