Pendidikan Kesehatan : Defenisi, Tujuan, Ruang Lingkup, Dan Metodenya

Pendidikan Kesehatan : Defenisi, Tujuan, Ruang Lingkup, Dan Metodenya
Pendidikan Kesehatan : Defenisi, Tujuan, Ruang Lingkup, Dan Metodenya


A.   DEFINISI PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan yakni upaya untuk mensugesti orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, supaya melakukan sikap hidup sehat.

Pendidikan kesehatan yakni upaya untuk mensugesti orang lain PENDIDIKAN KESEHATAN : DEFENISI, TUJUAN, RUANG LINGKUP, DAN METODENYA

B.   TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan pendidikan kesehatan yakni untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya sikap kesehatan sehingga sanggup meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
C.   RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN
Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat sanggup dilihat dari 3 dimensi :
1.     Dimensi Sasaran
a.     Sasaran individu
b.     Sasaran kelompok masyarakat tertentu.
c.      Sasaran masyarakat luas.
2.     Dimensi Tempat Pelaksanaan
a.     Di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b.     Di sekolah dengan sasaran pelajar.
c.      Di masyarakat atau daerah kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerja.
3. Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan
a.     Promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b.     Perlindungan khusus (Specific Protection) misal : imunisasi
c.      Diagnosis dini dan pengobatan tepat(Early diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan tepat sanggup menghindari dari resiko kecacatan.
d.     Rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

D.   METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
Metode pendidikan kesehatan yaitu, meliputi
1.     Metode Pendidikan Individual (Perorangan). Metode individual ada 2 (dua) bentuk :
a.     Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;
1)    Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
2)    Setiap problem yang dihadapi oleh klien sanggup dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
3)    Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan menurut kesadaran, penuh pengertian akan mendapatkan sikap tersebut (mengubah perilaku)

b.     Interview (wawancara)
1)    Merupakan bab dari bimbingan dan penyuluhan
2)    Menggali isu mengapa ia tidak atau belum mendapatkan perubahan, untuk mengetahui apakah sikap yang sudah atau yang akan diadopsi itu memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2.     Metode pendidikan Kelompok
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, alasannya yakni metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
a.     Kelompok besar
1)    Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2)    Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar yakni suatu penyajian (presentasi) dari satu andal atau beberapa andal perihal suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b.     Kelompok kecil
1)    Diskusi kelompok ;
Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara penerima supaya tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi menawarkan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.
2)    Curah pendapat (Brain Storming) ;
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan menawarkan satu masalah, kemudian penerima menawarkan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat dihentikan ada komentar dari siapa pun, gres sesudah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan kesannya terjadi diskusi.
3)    Bola salju (Snow Balling)
Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, sesudah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan problem tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya kesannya terjadi diskusi seluruh kelas.
4)    Kelompok kecil-kecil (Buzz group)
Kelompok pribadi dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan problem tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5)    Memainkan peranan (Role Play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, contohnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melakukan tugas.
6)    Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan citra role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan menyerupai permainan monopoli. Cara memainkannya persis menyerupai bermain monopoli dengan memakai dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.

3.     Metode pendidikan Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini yakni tidak langsung. Biasanya memakai atau melalui media massa. Contoh :
a.     Ceramah umum (public speaking), dilakukan pada program tertentu, contohnya Hari Kesehatan Nasional, contohnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.
b.     Pidato-pidato diskusi perihal kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya yakni merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c.      Simulasi, obrolan antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya perihal suatu penyakit atau problem kesehatan melalui TV atau radio yakni juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.
d.     Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam program TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
e.      Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi perihal kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
f.       Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya yakni juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang sanggup mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Dari banyak sekali sumber

Sumber http://infokesnita.blogspot.co.id/
Advertisement