Sushi merupakan masakan yang selama ini dikenal sebagai masakan sehat alasannya mengandung kalori yang sedikit namun kaya asam lemak omega-3 sehingga meningkatkan keinginan hidup konsumennya. Namun, baru-baru ini sebuah studi mengungkapkan, rutin mengonsumsi sushi akan menciptakan badan terpapar lebih banyak merkuri yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Menurut studi tersebut, ikan mentah berpotensi membahayakan kesehatan alasannya tingginya kandungan logam merkuri pada beberapa jenis ikan. Merkuri merupakan polutan beracun bagi sistem saraf kalau sudah terakumulasi dalam jumlah yang banyak. Merkuri dalam masakan cepat terserap dalam badan yang menciptakan insan rentan terkena dampaknya.
Ikan dikatakan mempunyai rendah merkuri kalau kandungannya kurang dari 0,29 parts per million (ppm), sementara dikatakan tinggi kalau kandungannya lebih dari 0,3 ppm. Ikan ukuran besar menyerupai tuna besar, todak, hiu, atau makerel dikenal mempunyai kandungan merkuri yang tinggi alasannya mereka juga memakan ikan lebih kecil yang terkontaminasi.
Menurut Natural Resource Defense Council, konsumsi ikan bermerkuri pada insan berdampak pada kesuburan dan tekanan darah. Selain itu, juga mengakibatkan lupa ingatan, tremor (getaran), kebutaan, dan baal pada jari-jari. Peningkatan paparan merkuri juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tim peneliti asal Rutgers University menganalisa asupan merkuri total pada lebih dari 1.200 orang yang berusia muda maupun tua. Setelahnya, risiko mereka dihitung dengan statistik.
Peserta yang tinggi mengasup kalori kebanyakan merupakan akseptor yang rajin mengonsumsi sushi, baik dari restoran, kedai sushi, maupun supermarket. Mereka pun ditanyai lebih lanjut soal jumlah sushi yang dimakan per bulan, jenis sushi yang dimakan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan konsumsi sushi mereka.
Peneliti menemukan, kebanyakan akseptor percaya bahwa makan sushi akan memperlihatkan mereka umur panjang alasannya pada umumnya orang Jepang lebih panjang umur. Peserta juga tidak mempercayai kandungan merkuri pada sushi cukup tinggi untuk membahayakan kesehatan mereka.
Menurut studi para andal dari Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, kadar merkuri yang tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung melalui aktivasi enzim yang memicu sumbatan pada dinding pembuluh darah. Sumbatan tersebut berpotensi meningkatkan asam fosfat yang sanggup merusak sel pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Selain memperlihatkan pengaruh konkret dari asam lemak omega-3 yang dikandungnya, cemaran merkuri pada ikan di sushi juga memperlihatkan pengaruh negatif menyerupai rendahnya kadar kolesterol "baik", penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, bahkan kelahiran prematur," tulis para peneliti.
Lembaga pengawas masakan dan obat Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan supaya orang cukup umur mengonsumsi paling tidak dua sajian ikan yang mengandung asam lemak omega-3 setiap minggunya. Namun perempuan hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya membatasi asupannya mengingat kandungan merkuri yang mungkin tinggi.
Sumber http://kesehatan.blogspot.co.id/
Menurut studi tersebut, ikan mentah berpotensi membahayakan kesehatan alasannya tingginya kandungan logam merkuri pada beberapa jenis ikan. Merkuri merupakan polutan beracun bagi sistem saraf kalau sudah terakumulasi dalam jumlah yang banyak. Merkuri dalam masakan cepat terserap dalam badan yang menciptakan insan rentan terkena dampaknya.
Ikan dikatakan mempunyai rendah merkuri kalau kandungannya kurang dari 0,29 parts per million (ppm), sementara dikatakan tinggi kalau kandungannya lebih dari 0,3 ppm. Ikan ukuran besar menyerupai tuna besar, todak, hiu, atau makerel dikenal mempunyai kandungan merkuri yang tinggi alasannya mereka juga memakan ikan lebih kecil yang terkontaminasi.
Menurut Natural Resource Defense Council, konsumsi ikan bermerkuri pada insan berdampak pada kesuburan dan tekanan darah. Selain itu, juga mengakibatkan lupa ingatan, tremor (getaran), kebutaan, dan baal pada jari-jari. Peningkatan paparan merkuri juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tim peneliti asal Rutgers University menganalisa asupan merkuri total pada lebih dari 1.200 orang yang berusia muda maupun tua. Setelahnya, risiko mereka dihitung dengan statistik.
Peserta yang tinggi mengasup kalori kebanyakan merupakan akseptor yang rajin mengonsumsi sushi, baik dari restoran, kedai sushi, maupun supermarket. Mereka pun ditanyai lebih lanjut soal jumlah sushi yang dimakan per bulan, jenis sushi yang dimakan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan konsumsi sushi mereka.
Peneliti menemukan, kebanyakan akseptor percaya bahwa makan sushi akan memperlihatkan mereka umur panjang alasannya pada umumnya orang Jepang lebih panjang umur. Peserta juga tidak mempercayai kandungan merkuri pada sushi cukup tinggi untuk membahayakan kesehatan mereka.
Menurut studi para andal dari Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, kadar merkuri yang tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung melalui aktivasi enzim yang memicu sumbatan pada dinding pembuluh darah. Sumbatan tersebut berpotensi meningkatkan asam fosfat yang sanggup merusak sel pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Selain memperlihatkan pengaruh konkret dari asam lemak omega-3 yang dikandungnya, cemaran merkuri pada ikan di sushi juga memperlihatkan pengaruh negatif menyerupai rendahnya kadar kolesterol "baik", penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, bahkan kelahiran prematur," tulis para peneliti.
Lembaga pengawas masakan dan obat Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan supaya orang cukup umur mengonsumsi paling tidak dua sajian ikan yang mengandung asam lemak omega-3 setiap minggunya. Namun perempuan hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya membatasi asupannya mengingat kandungan merkuri yang mungkin tinggi.
Advertisement