Antropologi Kesehatan Dan Ekologi

Antropologi Kesehatan Dan Ekologi
Antropologi Kesehatan Dan Ekologi
Konsep Penting Dalam Antropologi Kesehatan Dan Ekologi Antropologi Kesehatan Dan Ekologi


Konsep-Konsep Penting Dalam Antropologi Kesehatan Dan Ekologi
1.     Sistem yakni pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam satu kesatuan.
2.     Sistem Sosial-Budaya atau Kebudayaan yakni keseluruhan yang integral dalam interaksi antar manusia.
3.     Ekosistem yakni suatu interaksi antar kelompok tumbuhan dan satwa dengan lingkungan nonhidup mereka (Hardesty 1977;289)
Hubungan Antropologi Kesehatan Dengan Ekologi
Hubungan insan dengan lingkungan, dengan tingkah lakunya, dengan penyakitnya dan cara-cara dimana tingkah lakunya dan penyakitnya menghipnotis evolusi dan kebudayaannya selalu melalui proses umpan-balik. 


Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi perihal masalah-masalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkah laku  individu dan kelompok memilih derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda.  

Sebagai pola pada penyakit malaria  ditemukan pada kawasan beriklim tropis dan subtropis sedangkan pada kawasan beriklim hirau taacuh tidak ditemukan penyakit ini, juga pada kawasan diatas 1700 meter diatas permukaan maritim malaria tidak sanggup berkembang.

Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang gres berkembang. 

Penyakit-penyakit infeksi ibarat malaria, demam berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat pada negara-negara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi ibarat stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-negara maju. 

Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.

Kelompok insan mengikuti keadaan dengan lingkungannya dan insan harus mencar ilmu mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. 

Interaksi ini sanggup berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit yakni kepingan dari lingkungan hidup manusia. Contoh penyakit Kuru.

Paleopatologi
Paleopatologi yakni studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para hebat peleopatologi melaksanakan studi pada tulang-tulang insan purba, kotoran, lukisan pada dinding, patung, mumi, dan lain lain untuk menemukan penyakit-penyakit infeksi pada insan purba. 

Studi untuk mengetahui penyakit insan purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya hanya terbatas hanya mengetahui pada penyakit-penyakit yang menunjukkan buktinya ibarat pada tulang-tulang yang sanggup diidentifikasi. 

Sebagai pola kerusakan atau benjol pada tulang sebagai akhir dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus, poliomilitis, kusta, dan penyakit-penyakit yang sejenisnya yakni penyakit infeksi yang sanggup dikenali.

Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk purba, bukan berarti insan purba lebih sehat dari insan modern tetapi bahwa sakitnya insan purba disebabkan oleh jenis-jenis patogen dan faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami oleh insan modern. 

Misalnya penyakit campak, rubella, cacar, gondong, kolera dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba.

Dapat disimpulkan bahwa paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba, sangat banyak berafiliasi dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit purba.

Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau terjadinya penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan ciptaan insan serta oleh tingkah laris manusia. 

Variabel-variabel yang digunakan untuk melihat distribusi tempat dan prevalensi serta tingkah laris suatu penyakit yakni perbedaan umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas sosial, tingkahlaku individu, serta lingkungan alami. 

Faktor-faktor ini dan faktor lainnya berperanan penting dalam distribusi dan prevalensi aneka macam penyakit. 

Contoh perjaka Amerika lebih banyak mengalami kecelekaan daripada perempuan muda dan orang tua, perokok lebih banyak kena kanker paru-paru daripada bukan perokok, gondok lebih banyak menyerang penduduk pedalaman yang tinggal di kawasan pegunungan daripada penduduk pantai yang materi makannya kaya yodium.


Tugas seorang epidemiolog yakni bekerja untuk menciptakan korelasi-korelasi dalam hal tragedi penyakit dalam perjuangan menetapkan petunjuk perihal pola-pola penyebab penyakit yang kompleks, atau perihal kemungkinan-kemungkinan dalam pengawasan penyakit (Clausen; 1963:142). 

Epidemiologi berusaha mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi timbulnya semua bahaya kesehatan.

Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari penyakit-penyakit penduduk non Eropa dan Amerika, termasuk penyakit-penyakit psikologis yang disebabkan oleh struktur budaya yang dalam Antropologi Kesehatan disebut dengan istilah “Sindroma Kebudayaan Khusus” ibarat “mengamuk” atau histeris. 

Selain itu, hebat antropologi juga menaruh minat pada studi-studi mengenai “Epidemiologi Pembangunan” yaitu mencari konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat mengganggu terhadap proyek-proyek pembangunan.


Dari Berbagai Sumber


Sumber http://infokesnita.blogspot.co.id/
Advertisement